Cari Blog Ini

Selasa, 22 Juni 2010

Dakwah

Manajememn Dakwah

I. A. Keharusan Manajemen Dalam Dakwah

• Sejumlah Alasan, Perlunya Manajemen Dakwah
Secara global, peradaban materialis telah menciptakan tata dunia yang tidak adil yang dicirikan oleh semakin tingginya “gap” antara si-miskin dan si-kaya, kekuasaan yang dikendalikan oleh para pemilik modal, kesempatan hidup yang selalu harus “dibeli”, dan moral yang selalu ditakar dengan uang. Dunia secara perlahan tapi pasti dicengkeram oleh imperialis kapitalis yang mengeruk habis semua kekayaan negara kaya tapi lemah, untuk kepentingan dirinya. Kondisi ini, mau tidak mau mempengaruhi dunia, tidak terkecuali Indonesia. Baik dalam aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, ideologi, pertahanan keamanan, termasuk juga agama, yang sekarang sudah kita rasakan pengaruhnya.
Kenyataan ini mengharuskan kita melalukan ‘perlawanan’ secara imani dan intelektual untuk mengubah keadaan– yang dalam konteks keIslaman, mengubah kondisi yang tidak baik menjadi lebih baik dengan membumikan syariah dalam tiap sudut kehidupan dan keseharian kita. Itulah dakwah. Lalu, apa yang harus dirubah ? Jawabannya adalah manusia beserta tatanan hidup yang melingkupinya, dan bukan hanya moral (akhlaq) pada tiap manusianya saja.
Namun, aktivitas dakwah ternyata tidak cukup membutuhkan kesholehan dan keikhlasan bagi para aktivisnya, tetapi juga dibutuhkan kemampuan pendukung berupa manajemen. “Kebaikan yang tidak terorganisir, akan dapat dikalahkan oleh kemunkaran yang terorganisir dengan baik”, demikian sayyidina Ali ra. berujar. Disinilah pentingnya manajemen dalam dakwah, yaitu kemampuan untuk mengumpulkan dan mengelola seluruh potensi dakwah (internal dan eksternal), memberdayakannya, dan menggunakannya sebagai kekuatan dalam melakukan dakwah.
B. Arti Manajemen Dakwah
1. Pengertian Manajemen
Secara etimologis, kata manajemen berasal dari bahasa Inggris, management, yang berarti ketalaksanaan, tata pimpinan dan pengelolaan. Artinya, manajemen adalah sebagai suatu proses yang diterapkan oleh individu atau kelompok dalam upaya-upaya koordinasi untuk mencapai suatu tujuan.
Dalam bahasa arab, istilah manajemen diartikan sebagai an-nizam atau at-tanzzhim, yang merupakan suatu tempat untuk menyimpan segala sesuatu dan penempatan segala sesuatu pada tempatnya.
Dalam skala aktivitas juga dapat diartikan sebagai aktivitas menertibkan, mengatur, dan berpikir yang dilakukan oleh seseorang, sehingga ia mampu mengemukakan, menata dan merapikan segala sesuatu yang ada disekitarnya.
Sedangkan terminology terdapat banyak definisi yang di kemukakan oleh para ahli adalah : “The process of planning, leading, and controlling the work organication members and of using all availabel organication to reach stated organication goals”
2. Pengertian Dakwah
Secara etimologis, dakwah berasal dari bahasa arab, yaitu da’a, yad’u, da’wan, du’a yang diartikan sebagai mengajak/menyeru, memanggil, seruan, permohonan, dan permintaan.
3. Pengertian Manajemen Dakwah
A. Rosyad shaleh mengartikan manajemen dakwah sebagai proses perencanaan tugas, mengelompokkan tugas, menghimpun dan menempatkan tenaga-tenaga pelaksana dalam kelompok – kelompok tugas dan kemudian dan menggerakkan kea rah pencapaian tujuan dakwah.
Inti dari manajemen dakwah yaitu sebuah pengaturan secara sistematis dan koordinatif dalam kegiatan atau aktivitas dakwah yang dimulai dari sebelum pelaksanaan sampai akhir dari kegiatan dakwah.
C. Unsur-unsur Dakwah
Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang terdapat dalam setiap kegiatan dakwah yaitu :
1. Da’i
Yaitu orang yang melaksanakan dakwah baik lisan, tulisan, maupun perbuatan yang dilakukan baik secara individu, kelompok, atau lewat organisasi/lembaga.
2. Mad’u
Merupakan manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama islam maupun tidak .
3. Maddah Dakwah
Adalah isi pesan atau materi yang disampaikan da’I kepada mad’u
4. Wasilah dakwah
Merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah kepada mad’u.
5. Thariqah dakwah
Kata metode atau thariqah telah menjadi bahasan yang memiliki pengertian suatu cara yang biasa ditempuh atau cara yang ditentukan secara jelas untuk mencapai dan menyelesdaikan suatu tujuan, rencana system, tata piker manusia. Sedangkan dsalam metode pengajaran islam disebutkan bahwa metode adalah Suatu cara yang sistematis dan umum terutama dalam mencari dalam kebenaran ilmiah
6. Atsar Dakwah
Artinya jika dakwah telah dilakukan oleh seorang da’I dengan materi dakwah, wasilah dan thariqah tertentu, maka akan timbul respons an efek/atsar pada mad’u.

II. Ada Sejumlah Alasan Mengapa Menajemen Dakwah Dibutuhkan.
1. Permasalahan kehidupan yang harus dibenahi begitu kompleks dan terintegrasi dalam bungkus ideologi sekuler-kapitalis yang tersistem dengan baik dan masih dianggap sebagai ideologi terbaik.
2. Banyak komponen dalam aktivitas dakwah yang harus disatukan menjadi satu gerakan yang harmonis dan sinergis
3. Dakwah merupakan aktivitas yang berdurasi sangat panjang. Maka secara sunatullah membutuhkan rancangan tahapan aktivitas dan pencapaian yang terstruktur (lihat “Kaidah Kausalitas”, Abdul Karim As Saamiy, 2000)
4. Adanya manajemen, memperkecil dampak ‘kejutan-kejutan’ yang bisa mengganggu perjalanan dakwah
5. Ketika Allah dan Rasul-Nya menuntut pelaksanaan suatu aktivitas, berarti Allah dan Rasul-Nya menuntut kita untuk berusaha melaksanakan aktivitas itu dengan memperhatikan hal-hal yang bisa menghantarkan pada terwujudnya aktivitas tersebut.
6. Firman Allah swt : “Persiapkanlah untuk menghadapi mereka, kekuatan apa saja yang kamu sanggupi” [TQS. al-Anfal: 60]. Dan hadits Rasul saw. : “Ikatlah (untamu) dan bertawakallah kepada Allah !”
III. Tahapan Manajemen Dalam Dakwah
Paling tidak ada 4 aspek pokok dalam aktivitas dakwah yang harus dimiliki oleh setiap gerakan (organisasi) dakwah Islam, yaitu 1) Memiliki konsep, pemikiran (fikrah) yang jelas 2) Memiliki metode (thoriqoh) yang benar bagi penerapan fikrah tersebut, 3) Digerakkan oleh SDM dengan kualifikasi tertentu, dan 4) Ikatan yang benar antar SDM dalam organisasi tersebut. Keempat hal itu tentu harus dibangun di atas dasar (kaidah) gerak yang shahih, yaitu aqidah Islam.
Jika menilik empat hal pokok diatas, maka kemampuan manajemen dan manajemen itu sendiri mutlak dibutuhkan dalam aktivitas dakwah Islam.
Manajemen dapat diartikan sebagai rangkaian proses aktivitas yang mencakup perancangan formulasi, implementasi dan evaluasi keputusan-keputusan organisasi dalam mencapai suatu tujuan tertentu dimasa datang. [“Meretas Jalan Menuju Politisi Transformatif”, MR. Kurnia, dkk, 2004].
IV. Secara Praktis Diterapkan Dalam Empat Tahapan Utama, Meliputi :
a. Analisis Lingkungan Organisasi
Yaitu aktivitas untuk mengetahui kondisi lingkungan internal maupun eksternal organisasi, sehingga tergambar keadaan internal organisasi (kekuatan dan kelemahan) dan posisi organisasi terhadap eksternal (peluang dan ancaman). Hasil ini, menjadi dasar yang faktual dalam menyusun kebijakan dan keputusan strategis dalam operasional dakwah.
b. Formulasi Strategi dan Taktik
Merupakan hal penting yang menjadi sandaran utama dari semua aktivitas dakwah, serta mengarahkan (orientasi) semua potensi yang dimiliki oleh organisasi (baca: dakwah) ke suatu tujuan secara fokus dalam batas waktu yang terukur. Maka formulasi strategi harus mengandung kejelasan : visi, misi, tujuan, target, rancangan program kerja/ aksi. Dengan ini akan jelas apa yang akan dihasilkan (output) untuk objek dakwah dan bagi gerakan atau organisasi dakwah Islam itu sendiri (outcome). Dalam istilah lain, ada hulu dan jelas muaranya.
c. Implementasi Strategi
Implementasi strategi menitik beratkan pada unsur-unsur : struktur organisasi dan pemberdayaan SDM, kepemimpinan, budaya organisasi, yang memperjelas kefungsian tiap-tiap posisi dan orang di dalamnya. Siapa melakukan apa dan bagaimana melakukannya merupakan hal terpenting dalam implementasi strategi.

d. Pengendalian dan kontrol
Biasanya bagian ini yang paling sulit dilakukan secara konsisten, karena pengendalian merupakan penetapan standar/ tolok ukur secara sistematis berjalannya sebuah organisasi. Baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Dengan itu, organisasi akan bisa memotret perkembangan yang telah dicapainya dalam meraih tujuan. Sekaligus menjadi bahan pertimbangan bagi pengembangan berikutnya.
Bekerja Lebih Cepat, Berorientasi Pada Tindakan
Manajemen merupakan sebuah sarana yang bisa memberikan berbagai kemudahan. Sehingga dakwah menjadi lebih dinamis, cepat dalam bertindak (responsif) namun terencana dan terukur, dilakukan oleh SDM yang tepat, dan memberikan dampak yang besar terhadap organisasi dan lingkungan. Bukan justru sebaliknya, menjadi rumit dan menghambat dinamisasi dakwah, atau bahkan menimbulkan masalah baru. Bagaimana pendapat Anda?
Billahi taufiq wa al hidayah. Wallahu a’lam bi ash showab.