Cari Blog Ini

Selasa, 11 Mei 2010

Filsafat agama...

Filsafat Agama

 Pengertian dan Lingkupnya
a. Pendekatan etimologis

Istilah  filsafat  berasal dari kata philein/philos + sophos/sophia= cinta/teman + bijaksana/kebijaksanaan. Filsafat berarti mencintai kebijaksanaan. Belajar filsafat berarti belajar untuk, minimal, mencintai hal-hal yang bijaksana, atau kalau mungkin untuk menjadi bijaksana.

Bijaksana atau kebijaksanaan adalah karakteristik tertentu dari suatu sikap/perilaku. Sikap/perilaku bijaksana adalah yang mengindikasikan adanya motivasi sinergis dari berbagai unsur ruhaniah manusia. Apabila unsur ruhaniah manusia itu, minimal, meliputi akal-emosi-keinginan, maka motivasi sinergis  ratio-emosi-kehendak, akan memunculkan sikap perilaku lahir yang bijaksana. Belajar filsafat berarti belajar olah akal-emosi-kehendak, yakni belajar untuk mensinergika potensi ratio-emosi-keinginan dalam rangka menentukan pilihan sikap/perilaku.

b. Pendekatan terminologis

Istilah filsafat secara terminologi -dilihat dari konteks penggunaannya- memiliki beberapa arti. Pertama, filsafat berarti pandangan hidup, yakni suatu cara pandang seseorang tentang kehidupan yang dadasarkan pada suatu prinsip atau nilai tertentu yang diyakini kebenarannya. Filsafat, dalam hal ni, bersifat praktis, yakni merupakan praktek kehidupan, yang semua orang melakukannya.

Kedua , filsafat berarti metode atau cara berfikir. Cara berfikir filsafati bersifat khas berbeda dengan cara berfikir orang awam atau bahkan berbeda dengan cara berfikir para spesialis. Kekhasan berfikir filsafati ditandai dengan penekanan pada tiga hal; yakni radikalitas, komprehensivitas dan integralitas. Radikalitas berfikir filsafat ditandai dengan kemampuan berfikir secara mendalam dalam rangka menemukan hakikat suatu persoalan. Berfikir radikal dapat dilakukan apabila minimal beberapa syarat berikut dipenuhi, yakni adanya sikap yang bebas, kritis, argumentatif, luas wawasan , terbuka.

Komprehensivitas berfikir filsafati adalah kemampuan dan kemauan memikirkan segala aspek yang terkait dengan suatu persoalan, karena sesungguhnya setiap hal/persoalan tidak berdiri sendiri sebagai satu variabel saja, tetapi selalu terkait dengan banyak variabel. Sedang, integralitas berfikir filsafat adalah kemampuan mensistematisasi berbagai variabel dari suatu persoalan/hal sebagai suatu keutuhan. Filsafat dalam arti metode berfikir maka bersifat teoritis, dari metode berfikir yang demikian lalu muncul ilmu filsafat.

Selain dua arti di atas, filsafat masih mempunyai banyak arti. Filsafat dapat diartikan sebagai kelompok persoalan tentang nilai. Filsafat juga dapat diartikan sebagai suatu analisis tentang bahasa dan makna istilah, atau filsafat dapat juga diartikan sebagai suatu kelompok teori, dan lain sebagainya.

2.Filsafat Agama dan cakupan kajian

Terdapat berbagai batasan tentang filsafat agama dalam berbagai literatur. Harun Nasution (1973: 4) membedakan dua bentuk kajian filsafati tentang agama. Pertama, membahas dasar-dasar agama secara analitis dan kritis dengan maksud untuk menyatakan kebenaran suatu ajaran agama atau minimal untuk menjelaskan bahwa ajaran agama bukanlah sesuatu yang mustahil dan bertentangan dengan logika. Kedua, memikirkan dasar-dasar agama secara analitis dan kritis tanpa terikat pada ajaran agama tertentu dan tanpa terikat pula untuk membenarkan ajaran agama tertentu.

Aslam Hadi (1986:8) juga mengidentifikasi ada dua bentuk kajian filsafati tentang agama. Pertama, filsafat agama membicarakan kepercayaan atau kebenaran agama. Hal ini terjadi terutama pada abad tengah dan pada filsafat Islam serta filsafat India, tetapi tidak lagi dibicarakan pada filsafat saat ini.  Kedua, filsafat agama merupakan kajian terhadap hal-hal fundamental dari agama, inilah yang dikaji dalam filsafat agama dewasa ini.

Kattsof (1996: 444) membedakan antara filsafat keagamaan dengan filsafat agama. Filsafat keagamaan adalah suatu filsafat yang disusun berdasarkan ajaran dan kepercayaan agama tertentu sebagai pendirian-pendirian hakiki.. Sedang, Filsafat agama adalah suatu penyelidikan yang bersifat kritis tentang agama berdasarkan makna istilah-istilah, bahan bukti, dan prinsip-prinsip verifikasi.

Yang dimaksud filsafat agama dalam tulisan ini adalah filsafat agama dalam pengertian yang kedua menurut pendapat harun Nasution, Aslam Hadi, maupun Kattsof. Filsafat agama pada pokoknya adalah pemikiran filsafati tentang agama, sama halnya filsafat seni adalah pemikiran filsafat tentang seni (Nolan, 1984: 413).

3. Perbedaan filsafat agama dengan teologi

Tema-tema pokok atau fundamental agama adalah juga merupakan objek kajian dalam teologi. Sementara, teologi adalah kajian yang sungguh-sungguh berbeda dengan filsafat agama. Untuk lebih memperjelas apa yang dimaksud dengan filsafat agama, kiranya perlu dijelaskan perbedaaan filsafat agama dengan teologi.

Terdapat dua perbedaan pokok antara Filsafat agama dengan teologi (Harun Nasution, 1973: 4). Pertama,filsafat agama tidak membahas dasar-dasar ajaran dari agama tertentu, tetapi dasar-dasar agama pada umumnya. Sementara, teologi membahas dasar-dasar ajaran agama tertentu. Kedua, filsafat agama tidak terikat pada dasar-dasar agama tertentu, filsafat agama bermaksud menyatakan kebenaran atau ketidakbenaran dasar-dasar agama. Sementara, teologi sudah menerima dasar ajaran agama sebagai kebenaran. Teologi hanyalah sebatas upaya memberikan penjelasan atau interpretasi tentang dasar-dasar agama, atau upaya mencari legalitas rasional atas ajaran agama tertentu.

Aliran-aliran pendidikan

Aliran-Aliran Pendidikan

Aliran-aliran pendidikan telah dimaulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya. Di dalm kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan, pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari zaman Yunani kuno sampai kini. Oleh karena itu bahasan tersebut hanya dibatasi pada beberapa rumpun aliran klasik, pengaruhnya sampai saat ini dan dua tonggak penting pendidikan di Indonesia.

A.    ALIRAN KLASIK DAN GERAKAN BARU DALAM PENDIDIKAN
Aliran-aliran klasik yang dimaksud adalah aliran empirisme, nativisme, naturalisme, dan konvergensi. Sampai saat ini aliran aliran tersebut masih sering digunakan walaupun dengan pengembangan-pengembangan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.

1.     Aliran-aliran Klasik dalam Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap Pemikiran Pendidikan di Indonesia.

a.   Aliran Empirisme
Aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulsi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan. Pengalaman yang diproleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari alm bebaqs ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk pendidikan. Tokoh perintisnya adalah John Locke.

b.   Aliran  Nativisme
Aliran Nativisme bertolak dari Leinitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil prkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap dan pendidikan anak.

c.   Aliran Naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh J.J Rosseau. Rosseau berpendapat bahwa semua anak baru dilahirkan mempunyai pembawaan BAIK. Pembawaan baik akan menjadi rusak karena dipengaruhi lingkungan. Pendidikan yang diberikan orang dewasa malah dapat merusak pembawaan baik anak itu.

d.   Aliran Konvergensi
Aliran Konvergensi dipelopori oleh Wlliam Stern, ia berpedapat bahwa seorang anak dilahirkan di dumia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama sama mempunyai peranan sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan sesuai untuk perkembangan anak itu.




e.   Pengaruh Aliran Klasik terhadap Pemikiran dan Praktek Pendidikan di Indonesia
Di indonesia telah di terapkan berbagai aliran-aliran pendidikan, penerimaan tersebut dilakukan dengan pendekatan efektif fungsional yakni diterima sesuai kebutuhan, namun ditempatkan dalam latar pandangan yang konvergensi.

2.     Gerakan Baru Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap Pelaksanaan di Indonesia

a.   Pengajaran Alam Sekitar
Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar,perintis gerakan ini adalah Fr. A. Finger di Jerman dengan heimatkunde, dan J. Ligthart di Belanda dengan Het Voll Leven.

b.   Pengajaran Pusat Perhatian
Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Decroly dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat, disamping pendapatnya tentang pengajaran global. Decroly menyumbangkan dua pendapat yang sangat berguna bagi pendidikan dan pengajaran, yaitu:Metode Global dan Centre d’interet.

c.   Sekolah Kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan. J.A. Comenius menekankan agar pendidikan mengembangkan pikiran, ingatan, bahasa, dan tangan. J.H. Pestalozzi mengajarkan bermacam-macam mata pelajaran pertukaran di sekolahnya.

d.   Pengajaran Proyek
Pengajaran proyek biasa pula digunakan sebagai salah satu metode mengajar di Indonesia, antara lain dengan nam pengajaran proyek, pengajaran unit, dan sebagainya. Yang perlu ditekankan bahwa pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang dan memecahkan persoalan secara konprehensif. Pendekatan multidisiplin tersebut makin lama makin penting, utamanya masyarakat maju.

B.    DUA ALIRAN POKOK PENDIDIKAN DI INDONESIA

Dua aliran pokok pendidikan di Indonesia itu di Indonesia itu dimaksudkan adalah Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran tersebut dipandang sebagai tonggak pemikiran tentang pendidikan di Indonesia.

1.     Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1932 di yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan.

a.   Asas dan Tujuan Taman Siswa

Asas Taman Siswa

Ø      Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum.

Ø      Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan batin dapat memerdekan diri.

Ø      Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.

Ø      Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat.

Ø    Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka harus mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan.

Ø      Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keiklasan lahir dan batin untuk mengobarkan segala kepentinganpribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak.

Kemudian ditambahkan dengan asas kemerdekaan, asas kodrat alam, asas kebudayaan, asas kebangsaan, dan asas kemanusiaan.

Tujuan Taman Siswa

Ø      Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib dan damai.

Ø      Membangun abak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan batin, luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya.
b.   Upaya-upaya yang dilakukan Taman Siswa

Beberapa usaha yang dilakukan oleh Rtaman siswa adalah menyiapkan peserta didik yang cerdas dan memiliki kecakapan hidup. Dalam ruang lingkup eksternal Taman siwa membentuk pusat-pusat kegiatan kemasyarakatan.

c.   Hasil-hasil yang Dicapai

Taman siswa telah berhasil menemukakan gagasan tentang pendidikan nasional, lembaga-lembaga pendidikan dari Taman indria sampai Sarjana Wiyata. Taman siswa pun telah melahirkan alumni alumni besar di Indonesia.

2.     Ruang Pendidik INS Kayu Tanam

Ruang Pendidik INS (Indonesia Nederlandsche School) didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam (sumatera Barat).

a.   Asas dan Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam

Pada awal didirikan, Ruang Pendidik INS mempunyai asas-asas sebagai berikut
Ø      Berpikir logis dan rasional

Ø      Keaktifan atau kegiatan

Ø      Pendidikan masyarakat
Ø      Memperhatikan pembawaan anak

Ø      Menentang intelektualisme

Dasar-dasar tersebut kemudian disempurnakan dan mencakup berbagai hal, seperti: syarat-syarat pendidikan yang efektif, tujuan yang ingin dicapai, dan sebagainya.

Tujuan Ruang pendidik INS Kayu Tanam adalah:

Ø      Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan

Ø      Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat

Ø      Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat

Ø      Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab.

Ø      Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan.

b.   Upaya-upaya Ruang Pendidik INS Kayu Tanam

Beberapa usaha yang dilakukan oleh Ruang Pendidik INS Kayu Tanam antara lain menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan, menyiapkan tenaga guru atau pendidik, dan penerbitan mjalah anak-anak Sendi, serta mencetak buku-buku pelajaran.

c.   Hasil-hasil yang Dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam

Ruang Pendidik INS Kayu Tanam mengupayakan gagasan-gagasan tentang pendidikan nasional (utamanya pendidikan keterampilan/kerajinan), beberapa ruang pendidikan (jenjang persekolahan), dan sejumlah alumni.

it is a muhammaadiyah

APA MUHAMMADIYAH ITU?


A. PENGERTIAN MUHAMMADIYAH
1. Secara Kebahasaan
Muhammadiyah adalah orang yang mengikuti (jalan) Nabi Muhammad SAW., atau dapat dimaknai sebagai bentuk perjuangan yang mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW.
2. Secara Istilah
Muhammadiyah adalah sebuah organisasi (persyarikatan) yang bermaksud mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW. dalam mengamalkan dan menegakkan kebenaran Islam, mengamalkan Al- Qur’an dan menghidupkan sunnah Nabi dalam dalam kehidupan Muslim, mengangkat martabat hidup manusia sekaligus memerangi kemunkaran (kejahatan), sehingga tercapailah masyarakat idaman yang mendapat naungan ridla dari Allah SWT.

B. PENDIRI MUHAMMADIYAH
K.H. AHMAD DAHLAN (Muhammad Darwis), lahir di Kauman (Yogyakarta), 1285 Hijriyah / 1868 Masehi.

C. BERDIRINYA MUHAMMADIYAH
18 Dzulhijjah 1330 Hijriyah / 18 Desember 1912 Masehi.
Muhammadiyah pada tanggal 18 Dzulhijjah 1430 tepat berusiA 100 TAHUN (satu abad).

D. IDENTITAS MUHAMMADIYAH
Ciri-ciri Muhammadiyah adalah sebagai organisasi pergerakan. Dalam hal ini Muhammadiyah sebagai:
1.     Gerakan Islam (Lihat surat Ali Imran, ayat : 104)
2.     Gerakan Da’wah (Lihat pula surat Ali Imran, ayat : 104)
3.     Gerakan Tajdid
4.     Gerakan Nasional

E.  LANGKAH-LANGKAH GERAKAN MUHAMMADIYAH
Langkah-langkah gerakan Muhammadiyah (secara umum) adalah:
1.            Menyebarkan ajaran Islam terutama dengan mempergiat dan menggembirakan tabligh.
2.            mempergiat dan memperdalam kajian guna memantapkan ke- Islaman.
3.            Memperteguh Iman, mempergiat ibadah, meningkatkan semangat jihad, dan mempertinggi akhlaq.
4.            Memajukan dan memperbaharui pendidikan dan kebudayaan, mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta mempergiat penelitian sesuai tuntunan Islam.
5.            Menggembirakan dan membimbing masyarakat untuk berwakaf serta membangun dan memelihara tempat ibadah.
6.            Meningkatkan harkat dan martabat manusia menurut tuntunan Islam.
7.            Membina dan menggerakkan angkatan muda sehingga menjadi manusia (insane-insan) yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa.
8.            Membimbing masyarakat kea rah perbaikan kehidupan dan mengembangkan ekonomi sesuai ajaran Islam.
9.            Memelihara, melestarikan dan memberdayakan kekayaan alam untuk kesejahteraan masyarakat (ummat).
10.             Membina dan memberdayakan petani, nelayan, pedagang kecil, dan buruh untuk meningkatkan taraf kehidupan.
11.             Menjalin hubungan kemitraan dengan dunia usaha.
12.             Membimbing masyarakat dalam menunaikan zakat, infaq, shadaqah, hibah, dan wakaf.
13.             Menggerakkan dan menghidupsuburkan amal tolong menolong dalam kebajikan dan taqwa dalam bidang kesehatan, sosial, dan pengembangan masyarakat, dan keluarga sejahtera
14.             Menumbuhkan dan meningkatkan Ukhuwah Islamiyah dan kekeluargaan dalam Muhammadiyah.
15.             Menanamkan kesadaran masyarakat agar tuntunan dan peraturan Islam dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
16.             Memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa serta peran serta dalam kehidupan bangsa dan Negara.
17.             Usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud da tujuan Muhammadiyah.

F. AMAL USAHA MUHAMMADIYAH

BENTUK DAN JUMLAH AMAL USAHA MUHAMMADIYAH
(Sekretariat Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Data Tahun 2004)
NO.
BENTUK AMAL USAHA
JUMLAH
(Buah)
Bidang Pendidikan
Taman Kanak-Kanak
3.370
2.
Sekolah Dasar
1.134
3.
Madrasah Tsanawiyah
535
4.
Madrasah ‘Aliyah
172
5.
Sekolah Menengah pertama
1.181
6.
Sekolah Menengah Atas
512
7.
Sekolah Menengah Kejuruan
250
8.
Pondok Pesantren
57
9.
Mu’allimin / Mu’allimat
25
10.
Sekolah Luar Biasa
71
11.
Universitas
36
12.
Sekolah Tinggi
66
13.
Akademi
61
14.
Politeknik
3
7.468
Bidang Sosial
1.
Panti Asuhan
338
2.
Panti Jompo
54
3.
Asuhan Keluarga
54
4.
Rehabilitasi Cacat
82
J  u  m  l  a  h                   =

528
Bidang Ekonomi
1.
Bank Perkreditan Rakyat
19
2.
Baitu Tanwil / Baitul Mal wat-Tanwil
190
3.
Koperasi
808
4.
Balai Pertemuan
656
J  u  m  l  a  h                   =

1.673
Bidang Kesehatan
1.
Rumah Sakit Umum
43
2.
Rumah Sakit Bersalin
31
3.
Balai Pengobatan Ibu dan Anak
110
4.
Poliklinik
205
J  u  m  l  a  h                   =

389
Jumlah Amal Usaha         =

10.059


G. KANTOR SEKRETARIAT PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH
Kantor sekretariat Pimpinan Pusat Muhammadiyah berada di:
  1. Jl. K.H. Ahmad Dahlan No. 103, Yogyakarta; Kode Pos: 55262, Telp. (0356) 375025, Fax. (0274) 376336.
  2. Jl. Menteng Raya No. 62 Jakarta; Kode Pos: 10340, Telp. (021) 3903021, (021) 3903022, (021) 3903023, (021) 331363.

H. PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH
Dalam kiprahnya Pimpinan Pusat Muhammadiyah dibantu oleh 26 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Ke- 26 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah tersebut adalah:

1.           Daerah Istimewa Aceh
2.           Sumatra Utara
3.           Sumatra Barat
4.           Riau
5.           jambi
6.           Sumatra Selatan
7.           Bengkulu
8.           Lampung
9.           DKI Jakarta
10.             Jawa Barat
11.             Jawa Tengah
12.             Daerah Istimewa Yogyakarta
13.             Jawa Timur
14.       Bali
15.        Nusa Tenggara Barat
16.        Nusa Tenggara Timur
17.        Kalimantan Barat
18.        Kalimantan Tengah
19.        Kalimantan Selatan
20.        Kalimantan Timur
21.        Sulawesi Utara
22.        Sulawesi Tengah
23.        Sulawesi Selatan
24.        Sulawesi Tenggara
25.        Maluku
26.        Papua Barat

(Ensiklopedi Muhammadiyah, halaman: 440)


I.  PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH
Pimpinan Pusat Muhammadiyah selain didukung oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah juga ditopang oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah yang berada di seluruh kawasan Negara kesatuan Republik Indonesia.

Jumlah Pimpinan Daerah Muhammadiyah Se- Indonesia

No.
Wilayah
Jumlah PDM
1.
Daerah Istimewa Aceh
10
2.
Sumatra Utara
17
3.
Sumatra Barat
12
4.
Riau
8
5.
Jambi
6
6.
Bengkulu
4
7.
Sumatra Selatan
11
8.
Lampung
7
9.
DKI Jakarta Raya
8
10.
Jawa Barat
21
11.
Jawa Tengah
35
12.
Daerah Istimewa Yogyakarta
5
13.
Jawa Timur
33
14.
Bali
8
15.
Nusa Tenggara Barat
7
16.
Nusa Tenggara Timur
8
17.
Kalimantan Barat
7
18.
Kalimantan Tengah
6
19.
Kalimantan Selatan
10
20.
Kalimantan Timur
6
21.
Sulawesi Utara
7
22.
Sulawesi Tengah
6
23.
Sulawesi Selatan
23
24.
Sulawesi Tenggara
2
25.
Maluku
6
26.
Papua Barat
7
J  u  m  l  a  h                   =

280




J.  PERINTIS DAN PELOPOR MEMBERANTAS TBC
Jauh sebelum Republik Indonesia berdiri K.H. Ahmad Dahlan bersama Muhammadiyah Insya Allah telah mengawali dan sebagai pelopor misi besar dalam hal pemberantasan penyakit masyarakat (ummat Islam) yang telah mendarah daging, yaitu TBC (Tahayul, Bid’ah, Churafat).
  1. Tahayul, adalah perbuatan yang menganggap adanya kekuatan ruh yang mampu memperngaruhi pikiran dan jasad manusia, dan dianggap dapat mencelakai dan memberi keuntungan. Termasuk di dalamnya: dukun, mantra-mantra, percaya para ruh nenek moyang yang dianggap dapat memberi keselamatan, upacara-upacara yang mencampuadukkan ajaran agama dengan adapt istiadat.
  2. Bid’ah, segala sesuatu amalan yang diada-adakan dalam menunaikan ajaran agama tanpa diperintahkan oleh Allah SWT., dan tidak dituntunkan oleh Rasulullah SAW.








  1. Churafat, adalah perbuatan yang mendekati syirik, akan tetapi mengatasnamakan ajaran Islam. Percaya jimat-jimat dan rajah yang kadang kala bertuliskan ayat-ayat suci Al Qur’an yang dicampur mantra-mantra, percaya pada benda-benda yang dianggap dapat memberi keselamatan atau keuntungan.

Demikianlah sekilas tentang materi kajian Dauratun Nisa’ berkaitan dengan “APA MUHAMMADIYAH ITU?                                                Semoga bermanfaat.



Syukran katsiira wa Jazakumullaahu khairan katsiira.